PENGORBANAN
SEORANG SAHABAT
Pemeran:
v Samsul (sebagai Reno)
v Nur Asrina Tajuddin (sebagai Wina)
v Sadriana (sebagai Nadia)
v Nurhana (sebagai Tasya)
v Yulianti (sebagai Jessica)
v Salmi (sebagai Dokter)
Di sebuah sekolah SMA yaitu SMA Merah Putih terdapat tiga orang
sahabatyang sangat kompak dann suka menolong. Mereka adalah Wina, Tasya, dan
Nadia. Setelah mereka lulus SMA mereka berencana melanjutkan
kuliah di Universitas yang sama, dan akhirnya rencana merekapun berhasil.
Akhirnya mereka melanjutkan kuliah di Universitas Garuda Sakti. Hari-hari
mereka begitu indah dan pada suatu hari ada anak baru di kampus, dia sangat
tampan dan baik, dia bernama Reno. Melihat Reno, Wina punjatuh cinta dan curhat
kepada temannya yaitu Tasya dan Nadia.
Wina
: “Hi guys..”
Tasya
dan Nadia : “Hi Win.”
Tasya
: “Tumben Win, hari ini kamu lagi seneng banget nih”
Wina
: “Iya.... gimana gak senang, Reno si anak baru itu nganter gue ke sekolah.”
Nadia
: “Maksudnya... loh bareng dia ke sekolah gitu.”
Wina
: “Betul banget tuh (senyum-senyum sendiri)
Tasya
: “Heh Win (mengagetkan Wina) ngelamun aja, kesambet setan baru tau rasa loh!!
Jangan-jangan loh naksir sama Reno yah..?”
Wina
: “Apaan sih..”
Tasya
: “Hayoo ngaku..”
Wina:
“Iya.. gue suka ama dia”
Tasya
dan Nadia : “ Ciee...”
Wina
: “Udah, mending kita kekantin aja yuk.”
Tasya
dan Nadia : “Yuk”
Mereka pun berjalan menuju ke kantin kampus dan duduk sambil
memesan makanan. Tiba-tiba Reno datang menghampiri mereka.
Reno
: “Hey Ladies, bisa gak gue gabung sama kalian?”
Wina
langsung menyambar dan mempersilakan Reno duduk di dekatnya.
Wina:”
boleh, mari duduk ( mempersilakan duduk di kursi)
Reno
:”kalian ini sahabat yang akrab ya... kemana-mana pasti bareng”(sambil melihat
Nadia)”
Nadia
:” gak juga, sih.. biasa aja”
Reno
:” masa sih”
Melihat Reno dan Nadia begitu akrab,
akhirnya Wina pun marah dan pergi meninggalkan mereka.
Tasya
: “hy, Win. Lo mau kemana.??”
Wina
:” lo nggak usah tau..(pergi)”
Reno:
“teman kalian kenapa... kok pergi gitu aja sih”
Nadia
:”nggak tau tuh, ya udah kita pergi dulu nyamperin Wina yah... yuk tasya”
Reno:”iya,
hati hati yah...”
Akhirnya Nadia dan Tasya pun
menghampiri Wina yang sedang duduk di taman kampus sambil menangis.
Nadia
:”syah.. Wina kenapa sih”
Tasya
:”nggak tau tuh, mending kita nyari dia”
Nadia
:” eh syah . itu Wina kan(menunjuk wina yang sedang duduk)”
Tasya
:” lo kenapa sih Win”
Wina
:”lo Tanya aja sama temen lo.”
Tasya
: “ maksud lo, nadia??”
Wina
:”siapa lagi”
Nadia:”gue
salah apa sama lo Win??”
Wina
:”(mendorong Nadia). Lo tu muna tau... lo nusuk gue dari belakang.”
Nadia
:” maksud lo apaan sih Win.”
Wina
:”lo tau kan gue tuh suka sama Reno, tapi kenapa lo ngedeketin dia”
Nadia
:” aku nggak ngedeketin Reno Win, dia tuh Cuma......”
Wina
:” Cuma apa...!! gue bencii sama lo. Pergi loh!!”
Nadia
:” gue minta maaf Win”
Wina
:” pergi lo (mendorong Nadia)
Tasya
:” mending lo pergi aja dulu Nad, nanti biar gue yang ngebujuk Wina.”
Akhirnya Nadia pun pergi
meninggalkan Wina dan Tasya,
Dia masuk kedalam kelas
sambil menangis. Tiba tiba Reno datang menghampiri Nadia yang berada di dalam
kelas.
Reno
:” Nad, lo kenapa???”
Nadia
:” (menghapus air mata) gue ngak papah kok”
Reno
:”oh...gimana teman lo”
Nadia:”dia
ngak pa pa kok, dia Cuma ngak mau di ganggu dulu”
Reno:”
oh... gitu yah..”
Beberapa hari kemudian Wina dan Nadia pun bermusuhan, apalagi saat dia melihat Reno
dan Nadia berjalan di koridor kampus. Dan pada saat itu juga Reno
menggungkapkan perasaannya
kepada Nadia. Wina pun melihatnya.
Reno:”
Nad, gue mau ngomong sesuatu ama lo”
Nadia:”ada
apa, ngomong aja..”
Reno:”(berlutut
dan memberikan sebuah bunga kepada Nadia) Nad lo mau nggak jadi pacar gue”
Nadia:”(gugup)
ini apaan sih Ren....”
Reno:”gue
suka ama lo Nad...loh mau kan jadi pacar gue”
Nadia pun terdiam dan tak bisa berkata apa-apa. Di sisi lain
sebenarnya dia juga menyukai reno dan tidak bisa menyembunyikan perasaannya. Tapi
di sisi lain dia juga ngak mau merusak persahabatan dia dengan wina. Wina yang melihat kejadian tersebut benar-benar
marah dan menghampiri nadia dan reno.
Wina:”loh...tuh
benar-benar muna tau....gue benci ama loh..(mendorong nadia)
Wina
pun pergi meninggalkan nadia dan reno .dan reno pun membantu nadia untuk
berdiri “
Reno:”(membantu
nadia ) sebenarnya teman loh itu kenapah sihh”
Nadia:’(menangis
dan pergi meninggalkan reno)
Sejak hari itu nadia dan wina pun
semakin bermusuhan. Dan tasya sebagai sahabat merejka menjadi bingung, dia
harus berpihak kepada siapa . reno juga yang merasa bersalah pun meminta maaf
kepada wina yang sedang duduk di kelasnya
Reno:”hai...win
gue boleh ngomong ngak”
Wina:”(tersebyum)
ngomong aja ada apa ren “
Reno:”gini
win....sebenarnya lo ada apasih sama nadia kalian kan adalah sahabat yang
kompak kok sekarang jadi musuhan sihh.? Ap semua ini gara-gara gue...”
Wina:”ini
bukan salah loh kok Ren, ini tuh salah nadia,
dia udah tau gue suka sama loh . ngapain dia ngedekatin lohh (menutup
mulut karena kecoplosan).”
Reno
: “(kaget) apaa!!. Lo suka sama gue???”
Wina
: “ kalau iya, kenapa??(senyum-senyum)”
Reno
: “ tapi Win, maafin gue ya. Gue tuh sukanya ama Nadia. Lagi pula
bukan Nadia kok yang ngedeketin aku, tapi emang gue sendiri yang ngedeketin
dia, biar dia mau jadi pacar gue.”
Wina benar benar marah dan pergi
meninggalkan Reno yang belum selesai bicara.
Beberapa hari kemudian, kelas
menjadi heboh dengn kedatangan siswa baru yang sok cantik dan nyebelin, yaitu
Jessica. Ternyata Jessica adalah sepupu Reno, mengetahui hal tersebut akhirnya
Wina memanfaatkan Jessica untuk mendapatkan Reno.
Bel istirahat pun berbunyi.
Dikantin kampus, Tasya dan Nadia duduk
bersama di tempat mereka sering berkumpul, dan Wina pun telah berhasil berteman
dengan Jessica dan makan bersama di kantin. Tiba-tiba Reno datang ke kantin
Jessica
: “eh... mas Reno, ternyata mas Reno kuliah di sini juga.”
Reno:
“iya, kamu siapa yah???”
Jessica
: “ini aku mas, anak nya pak hasan”
Reno
: “oh.... anaknya pak hasan”
Jessica
: “ iya..”
Reno
: “ ternyata kamu udah gede.... yah. Gimana kabar om hasan ??”
Jessica
: “ baik-baik aja kok mas.”
Wina pun ikut angkat bicara dan
pura-pura tidak tau kalaau Jessica adalah sepupu Reno
Wina
: “ kamu kenal sama Rno Jess??”
Jessica
: “iya dong, dia tuh sepupu aku.”
Wina
: “ ohh, gitu yah”
Reno
: “ ya udah Jess, Win. Gue kesana dulu yah.”
Reno pun pergi menghampiri Nadia dan
Tasya yang sedang berbincang bincang.
Reno
: “hy... Nad”
Tasya
: “ hy... Reno..”
Nadia
: “ loe ngapain sih kesini??”
Tasya
: “ jangan ngomong gitu dong Nad.”
Reno
: “ gue Cuma mau...”
Tiba-tiba Nadia ingin pergi
meninggalkan mereka. Tetapi Reno memegang tangan Nadia agar dia tidak pergi.
Nadia
: “ lepesin gue”
Reno
: “ gue nggak bakalan lepasin kamu Nad.”
Nadia mencoba melepaskan pegangan
reno, tetapi tidak bisa. Reno pun berteriak...
Reno
: “ Nadia..... gue suka ama lo. Loemau kan jadi pacar gue.”
Nadia
: “ (tersipu malu) Ren... lo apa-apa sih... lo jangna bikin gue malu dong.
Mendengar teriakan dari Reno,
Jessica dan Wina pun menghampiri mereka.
Jessica
: “ loe apa-apaan sih Ren, malu-muluin tau..”
Wina
: “ (marah) semua ini pasti gara-gara loh Nad.”
Jessica
: “ Ren... sekali lagi lo ngelkuin ini gue laporin loe ama bokap loh.. dan
ngapain juga sih lo suka ama cewek yang nggak tau malu kayak dia (menunjuk
Nadia)”
Tasya
: “ lo tuh yang apa-apaan, ini semua pasti gara-gara lo Win. Loh pasti udah
ngehasut si Jessica supaya ngebenci Nadia.”
Wina
: “ lo tu nggak tau apa-apa, mending lo diam aja.”
Melihat pertengkaran mereka Reno pun
berteriak.
Reno
: “diam!!!!!”
Semuanya pun terdiam, Tasya dan
Nadia pun pergi meninggalkan mereka dan beranjak kembali ke kelas mereka.
Reno
: “ ini semua tuh gara-gara kalian”
Jessica
: “ Ren... lo tuh yang apa-apaan. Suka sama cewek yang nggak tau asal usulnya.
Melihat Jessica dan winayang terus
asal bicara, Reno pun akhirnya pergi meninggalkan mereka berdua. Akhirnya,
Jessica dan Wina pun berencana untuk mencelakai Nadia.
Jessica
: “ win, gimana, kalau kita nabrak dia aja, biar dia tuh mati.”
Wina
: “tapi.. apa itu nggak keterlaluan banget?”
Jessica
: “ udah, lo teneng aja. Soal itu biar gue yang ngatur.”
Akhirnya Jessica dan Wina menyuruh
preman untuk menabrak Nadia. Tetapi, entah mengapa Wina malah mnyelamatkan
Nadia dan yang akhirnya celaka adalah Wina. Wina pun dibawa ke rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit, Nadia pun berkonsultasi kepada dokter.
Nadia
: “dok, gimana keadaan teman saya??”
Dokter
: “begini dek, akibat tabrakan tersebut teman anda akan kehilangan
penglihatannya.”
Nadia
: “maksud Dokter, teman saya akan buta.”
Dokter
: “ iya, dan mungkin teman anda akan mengalami kebutaan secara permanen jika
tidak dilakukan tindakan operasi mata secepatnya.”
Nadia
: “baiklah Dokter, saya akan berusaha mencari solusinya.”
Nadia pun keluar dari ruangan tersebut dan berusaha mencari
solusinya. Sementara itu di kamar Wina sudah ada Jessica yang menjenguknya.
Jessica
: “ Win, lo kenapa sih nyelamatan si Nadia”
Wina
: “gue, nggak bisa ngelakuin itu jess. Gue udah sadar, kalau gue dan Reno tuh
nggak bisa bersatu. Gue sadar kalau cinta tuh nggak bisa dipaksain, dan cinta
Reno hanya untuk Nadia.”
Jessica
: “loh, kok jadi cemen gini sih. Dia tuh udah ngerebut Reno dari lo tau.”
Wina
: “gue udah pasrah”
Tiba-tiba penglihatan Wina menjadi
kabur dan akhirnya tidak bisa melihat lagi. Wina pun berteriak.
Wina
: “ jess, jess, mata gue....”
Jessica
: “ mata loh kenapa Win??”
Wina
: “gue nggak bisa ngelihat ni Jess. Gimana nih??”
Tiba-tiba Dokter pun masuk dan
memeriksa keadaan Wina.
Wina
: “jess...tolongin gue”
Dokter
: “tenang dek......(memeriksa Wina)”
Jessica
: “teman saya kenapa Dokter??”
Dokter
: “maaf mbak. Teman anda mengalami benturan dikepala yang menyebabkan dia
mengalami kebutaan dan harus segera di operasi.
Jessica
: “tapi kami tidak mempunyai orang yang akan mendonorkan matanya.”
Dokter
: “ baiklah, saya akan menunggu kabar selanjutnya dari anda.”
Dokter pun meninggalkan ruangan
Wina. Di sisi lain, Nadia yang mengintip pembicaraan mereka berfikir untuk
mendonorkan matanya kepada sahabat baiknya yaitu Wina. Nadia pun menemui Dokter
untuk berkonsultasi.
Nadia
: “ permisi.... Dokter.”
Dokter
: “yah, silakan masuk.
Nadia
: (duduk di kursi)
Dokter
: “ada apa yah”
Nadia
: “begini Dokter. Saya mau mendonorkan mata saya untuk teman saya Wina.”
Dokter
: “ tapi, maafkan saya, saya tidak berani mengangkat mata seseorang yang masih
hidup.”
Nadia
: “ apa... (terkejut). Maksudnya orang yang mendonorkan mata harus mati.”
Dokter
: “ iya..”
Nadia
: “ baiklah Dok. Saya siap, saya tetap akan mendonorkan mataku untuk Wina.”
Dokter
: “ baiklah, kalau itu mau anda. Anda harus menandatangani surat ini. Bahwa
anda mendonorkan mata anda secara sukarela.”
Nadia
: “ baiklah dokter, saya akan menandatanganinya.”
Setelah
menandatangani surat tersebut, akhirnya Nadia pun menabrakkan dirinya
menggunakan mobil sambil menutup matanya dan meletakkan surat untuk Reno dan
Wina di atas jok mobil.
Kabar
kematian Nadia pun diketahui oleh Reno dan teman-temannya, kecuali Wina.
Setelah seminggu kemudian, akhirnya operasi mata Wina pun selesai dan siap
dibuka perbannya.
Di
rumah sakit.....
Dokter : (membuka perba Wina dengan
perlahan)
Wina : (senang sekaligus terkejut)
“kenapa kalian hanya bertiga, dimana Nadia??”
Ketiga
temannya hanya terdiam. Dokter pun meninggalkan ruangan tersebut. Perlahan Reno
mendekati Wina dan memberikan surat dari Nadia dan kemudian membacanya dengan
meneteskan air mata.
Tasya : “udah Win, jangan sedih
lagi.”
Wina : “ gimana aku nggak sedih,
(memberikan surat dari Nadia)”
Reno : (mengambil surat tersebut dari
Wina, kemudian membacanya).
Akhirnya
Wina pun menyadari semua kesalahannya pada Nadia. Dan mereka pun menuruti
keinginan terakhir Nadia, yaitu untuk menjalin persahabatan dengan Reno, Tasya,
dan Jessica, serta berjanji bahwa tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
SELESEI
ISI SURAT DARI
NADIA
Rin,
maaf karena aku tidak sempat mengunjungimu. Tapiaku merasa bahagia karena bisa
melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk kamu. Mungkin disaat kamu membaca surat
ini, aku sudah tak ada lagi disisimu, tapi disaat kamu membaca surat ini,
disaat itu pula aku tahu kalau kamu sudah bisa melihat. Aku harap kamu
menggunakan matamu dengan baik, jangan melakukan kesalahan yang salah lagi, dan
jalinlah persahabatan yang harmonis dengan Tasya dan Jessika.
Dan
untuk Reno maafkan aku juga karena aku berlalu tanpa pamit dan tak mengucapkan
sepatah katapun sebelum aku pergi dan meninggalkanmu untuk selamanya. Aku tahu
dan sangat paham tentang perasaanmu kepadaku, aku mengerti kau sangat
mencintaiku. Tapi satu hal yang harus kamu tahu, bagiku sahabat adalah segala
galanya, dan Wina adalah sahabatku dari kecil. Aku teramat menyayanginya dia
selalu menjagaku, menghiburku, dan selalu menemani suka dan dukaku. Aku harap
kau bisa melupakanku dengan sekejap dan bisa membuka hati untuk wanita lain
yang lebih pantas untuk mendampingi hidupmu.
Dari sahabatmu
Nadia